Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.
"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."
Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.
"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."
"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."
Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.
"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."
Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.
"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."
Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.
"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."
"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.
Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.
Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."
Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.
"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."
"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"
Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."
Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.
"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"
"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.
"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."
"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."
"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."
"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."
Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"
Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"
"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"
"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"
Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.
"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."
"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"
"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.
Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."
Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."
Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.
"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."
Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."
Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.
"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."
Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.
Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.
"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?"
selengkapnya...
Pages
Diantara para wali, mungkin Sunan Drajat yang punya nama paling banyak. Semasa muda ia dikenal sebagai Raden Qasim, Qosim, atawa Kasim. Masih banyak nama lain yang disandangnya di berbagai naskah kuno. Misalnya Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran Syarifuddin, Pangeran Kadrajat, dan Masaikh Munat.
Dia adalah putra Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyi Ageng Manila, alias Dewi Condrowati. Empat putra Sunan Ampel lainnya adalah Sunan Bonang, Siti Muntosiyah, yang dinikahi Sunan Giri, Nyi Ageng Maloka, yang diperistri Raden Patah, dan seorang putri yang disunting Sunan Kalijaga. Akan halnya Sunan Drajat sendiri, tak banyak naskah yang mengungkapkan jejaknya.
Ada diceritakan, Raden Qasim menghabiskan masa kanak dan remajanya di kampung halamannya di Ampeldenta, Surabaya. Setelah dewasa, ia diperintahkan ayahnya, Sunan Ampel, untuk berdakwah di pesisir barat Gresik. Perjalanan ke Gresik ini merangkumkan sebuah cerita, yang kelak berkembang menjadi legenda.
Syahdan, berlayarlah Raden Qasim dari Surabaya, dengan menumpang biduk nelayan. Di tengah perjalanan, perahunya terseret badai, dan pecah dihantam ombak di daerah Lamongan, sebelah barat Gresik. Raden Qasim selamat dengan berpegangan pada dayung perahu. Kemudian, ia ditolong ikan cucut dan ikan talang –ada juga yang menyebut ikan cakalang.
Dengan menunggang kedua ikan itu, Raden Qasim berhasil mendarat di sebuah tempat yang kemudian dikenal sebagai Kampung Jelak, Banjarwati. Menurut tarikh, persitiwa ini terjadi pada sekitar 1485 Masehi. Di sana, Raden Qasim disambut baik oleh tetua kampung bernama Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar.
Konon, kedua tokoh itu sudah diislamkan oleh pendakwah asal Surabaya, yang juga terdampar di sana beberapa tahun sebelumnya. Raden Qasim kemudian menetap di Jelak, dan menikah dengan Kemuning, putri Mbah Mayang Madu. Di Jelak, Raden Qasim mendirikan sebuah surau, dan akhirnya menjadi pesantren tempat mengaji ratusan penduduk.
Jelak, yang semula cuma dusun kecil dan terpencil, lambat laun berkembang menjadi kampung besar yang ramai. Namanya berubah menjadi Banjaranyar. Selang tiga tahun, Raden Qasim pindah ke selatan, sekitar satu kilometer dari Jelak, ke tempat yang lebih tinggi dan terbebas dari banjir pada musim hujan. Tempat itu dinamai Desa Drajat.
Namun, Raden Qasim, yang mulai dipanggil Sunan Drajat oleh para pengikutnya, masih menganggap tempat itu belum strategis sebagai pusat dakwah Islam. Sunan lantas diberi izin oleh Sultan Demak, penguasa Lamongan kala itu, untuk membuka lahan baru di daerah perbukitan di selatan. Lahan berupa hutan belantara itu dikenal penduduk sebagai daerah angker.
Menurut sahibul kisah, banyak makhluk halus yang marah akibat pembukaan lahan itu. Mereka meneror penduduk pada malam hari, dan menyebarkan penyakit. Namun, berkat kesaktiannya, Sunan Drajat mampu mengatasi. Setelah pembukaan lahan rampung, Sunan Drajat bersama para pengikutnya membangun permukiman baru, seluas sekitar sembilan hektare.
Atas petunjuk Sunan Giri, lewat mimpi, Sunan Drajat menempati sisi perbukitan selatan, yang kini menjadi kompleks pemakaman, dan dinamai Ndalem Duwur. Sunan mendirikan masjid agak jauh di barat tempat tinggalnya. Masjid itulah yang menjadi tempat berdakwah menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk.
Sunan menghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur, hingga wafat pada 1522. Di tempat itu kini dibangun sebuah museum tempat menyimpan barang-barang peninggalan Sunan Drajat –termasuk dayung perahu yang dulu pernah menyelamatkannya. Sedangkan lahan bekas tempat tinggal Sunan kini dibiarkan kosong, dan dikeramatkan.
Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Ia menurunkan kepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik melalui perkataan maupun perbuatan. ”Bapang den simpangi, ana catur mungkur,” demikian petuahnya. Maksudnya: jangan mendengarkan pembicaraan yang menjelek-jelekkan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu.
Sunan memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikmah, dengan cara-cara bijak, tanpa memaksa. Dalam menyampaikan ajarannya, Sunan menempuh lima cara. Pertama, lewat pengajian secara langsung di masjid atau langgar. Kedua, melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Selanjutnya, memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah.
Cara keempat, melalui kesenian tradisional. Sunan Drajat kerap berdakwah lewat tembang pangkur dengan iringan gending. Terakhir, ia juga menyampaikan ajaran agama melalui ritual adat tradisional, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Empat pokok ajaran Sunan Drajat adalah: Paring teken marang kang kalunyon lan wuta; paring pangan marang kang kaliren; paring sandang marang kang kawudan; paring payung kang kodanan. Artinya: berikan tongkat kepada orang buta; berikan makan kepada yang kelaparan; berikan pakaian kepada yang telanjang; dan berikan payung kepada yang kehujanan.
Sunan Drajat sangat memperhatikan masyarakatnya. Ia kerap berjalan mengitari perkampungan pada malam hari. Penduduk merasa aman dan terlindungi dari gangguan makhluk halus yang, konon, merajalela selama dan setelah pembukaan hutan. Usai salat asar, Sunan juga berkeliling kampung sambil berzikir, mengingatkan penduduk untuk melaksanakan salat magrib.
”Berhentilah bekerja, jangan lupa salat,” katanya dengan nada membujuk. Ia selalu menelateni warga yang sakit, dengan mengobatinya menggunakan ramuan tradisional, dan doa. Sebagaimana para wali yang lain, Sunan Drajat terkenal dengan kesaktiannya. Sumur Lengsanga di kawasan Sumenggah, misalnya, diciptakan Sunan ketika ia merasa kelelahan dalam suatu perjalanan.
Ketika itu, Sunan meminta pengikutnya mencabut wilus, sejenis umbi hutan. Ketika Sunan kehausan, ia berdoa. Maka, dari sembilan lubang bekas umbi itu memancar air bening –yang kemudian menjadi sumur abadi. Dalam beberapa naskah, Sunan Drajat disebut-sebut menikahi tiga perempuan. Setelah menikah dengan Kemuning, ketika menetap di Desa Drajat, Sunan mengawini Retnayu Condrosekar, putri Adipati Kediri, Raden Suryadilaga.
Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada 1465 Masehi. Menurut Babad Tjerbon, istri pertama Sunan Drajat adalah Dewi Sufiyah, putri Sunan Gunung Jati. Alkisah, sebelum sampai di Lamongan, Raden Qasim sempat dikirim ayahnya berguru mengaji kepada Sunan Gunung Jati. Padahal, Syarif Hidayatullah itu bekas murid Sunan Ampel.
Di kalangan ulama di Pulau Jawa, bahkan hingga kini, memang ada tradisi ”saling memuridkan”. Dalam Babad Tjerbon diceritakan, setelah menikahi Dewi Sufiyah, Raden Qasim tinggal di Kadrajat. Ia pun biasa dipanggil dengan sebutan Pangeran Kadrajat, atau Pangeran Drajat. Ada juga yang menyebutnya Syekh Syarifuddin.
Bekas padepokan Pangeran Drajat kini menjadi kompleks perkuburan, lengkap dengan cungkup makam petilasan, terletak di Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi. Di sana dibangun sebuah masjid besar yang diberi nama Masjid Nur Drajat. Naskah Badu Wanar dan Naskah Drajat mengisahkan bahwa dari pernikahannya dengan Dewi Sufiyah, Sunan Drajat dikaruniai tiga putra.
Anak tertua bernama Pangeran Rekyana, atau Pangeran Tranggana. Kedua Pangeran Sandi, dan anak ketiga Dewi Wuryan. Ada pula kisah yang menyebutkan bahwa Sunan Drajat pernah menikah dengan Nyai Manten di Cirebon, dan dikaruniai empat putra. Namun, kisah ini agak kabur, tanpa meninggalkan jejak yang meyakinkan.
Tak jelas, apakah Sunan Drajat datang di Jelak setelah berkeluarga atau belum. Namun, kitab Wali Sanga babadipun Para Wali mencatat: ”Duk samana anglaksanani, mangkat sakulawarga….” Sewaktu diperintah Sunan Ampel, Raden Qasim konon berangkat ke Gresik sekeluarga. Jika benar, di mana keluarganya ketika perahu nelayan itu pecah? Para ahli sejarah masih mengais-ngais naskah kuno untuk menjawabnya.
selengkapnya...
Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan
Pemanasan global akan mempengaruhi perubahan lingkungan seperti: perubahan cuaca dan lautan, pergeseran ekosistem dan degradasi lingkungan.
apat berupa peningkatan temperatur secara global (panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Mengapa hal ini bisa terjadi? Kita ambil contoh meningkatnya kejadian Demam Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit ini memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas dibandingkan dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global Warming, dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak.
yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain. selengkapnya...
KOMPOS
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga mempengaruhi serapan hara oleh tanaman (Gaur, 1980).
Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Penelitian Abdurohim, 2008, menunjukkan bahwa kompos memberikan peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi dari pada kalium yang disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditelitinya ketika itu, caisin (Brassica oleracea), menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK.
Hasil penelitian Handayani, 2009, berdasarkan hasil uji Duncan, pupuk cacing (vermicompost) memberikan hasil pertumbuhan yang terbaik pada pertumbuhan bibit Salam (Eugenia polyantha Wight) pada media tanam subsoil. Indikatornya terdapat pada diameter batang, dan sebagainya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penambahan pupuk anorganik tidak memberikan efek apapun pada pertumbuhan bibit, mengingat media tanam subsoil merupakan media tanam dengan pH yang rendah sehingga penyerapan hara tidak optimal. Pemberian kompos akan menambah bahan organik tanah sehingga meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan mempengaruhi serapan hara oleh tanah, walau tanah dalam keadaan masam.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor menyebutkan bahwa kompos bagase (kompos yang dibuat dari ampas tebu) yang diaplikasikan pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L) meningkatkan penyerapan nitrogen secara signifikan setelah tiga bulan pengaplikasian dibandingkan degan yang tanpa kompos, namun tidak ada peningkatan yang berarti terhadap penyerapan fosfor, kalium, dan sulfur. Penggunaan kompos bagase dengan pupuk anorganik secara bersamaan tidak meningkatkan laju pertumbuhan, tinggi, dan diameter dari batang, namun diperkirakan dapat meningkatkan rendemen gula dalam tebu.Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan rambut.Proses Pengomposan
Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.Faktor yang mempengaruhi proses Pengomposan
Setiap organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka dekomposer tersebut akan bekerja giat untuk mendekomposisi limbah padat organik. Apabila kondisinya kurang sesuai atau tidak sesuai, maka organisme tersebut akan dorman, pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan kondisi yang optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan keberhasilan proses pengomposan itu sendiri.
Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:
Rasio C/N Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat.
Umumnya, masalah utama pengomposan adalah pada rasio C/N yang tinggi, terutama jika bahan utamanya adalah bahan yang mengandung kadar kayu tinggi (sisa gergajian kayu, ranting, ampas tebu, dsb). Untuk menurunkan rasio C/N diperlukan perlakuan khusus, misalnya menambahkan mikroorganisme selulotik (Toharisman, 1991) atau dengan menambahkan kotoran hewan karena kotoran hewan mengandung banyak senyawa nitrogen.
Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.
Aerasi Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.
Porositas Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.
Kelembaban (Moisture content) Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.
Temperatur/suhu Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma.
pH Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.
Kandungan Hara Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan.
Kandungan Bahan Berbahaya Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.
Lama pengomposan Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposakan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang. selengkapnya...
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK UNTUK PAKAN TERNAK
Sebagai wujud kepedulian lingkungan tidak ada salahnya kita mencoba mengolah sampah sebagai bahan pakan ternak kita . Mencoba bisa dimulai dari quota sedikit dulu . Membuat pakan dari sampah di mulai dengan pemisahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan pencacahan, fermentasi, pengeringan, penepungan, pencampuran, dan pembuatan pelet.Pemisahan sampah organik dari sampah anorganik dimaksudkan
agar sampah yang diolah hanya yang dapat dicerna oleh ternak serta menghindarkan ternak dari mengonsumsi bahan-bahan beracunatau yang mengandung logam be-
rat.
Pemisahan sebaiknya dapat dilakukan di tingkat produsen sampah (pasar atau rumah tangga). Oleh karena itu, untuk program massal perlu disediakan tempat sampah
organik dan anorganik di tingkat produsen sampah. Sampah dari rumah sakit dan pabrik yang banyak mengandung logam berat atau bahan beracun seyogianya dihindari.
Sampah organik yang telah terpisah dari bahan lain selanjutnya dicacah dengan alat atau mesin pencacah agar bentuknya lebih kecil dan untuk memudahkan fermentasi.Fermentasi dimaksudkan untuk meningkatkan kandungan gizi dan nilai cerna sampah karena kandungan gizi sampah umumnya rendah tetapi serat kasarnya relatif tinggi.
Fermentasi dilakukan dengan menggunakan inokulan bakteri dan cara yang tepat agar diperoleh produk yang bermutu tinggi.
Setelah difermentasi, sampah dikeringkan dengan dijemur lalu digiling hingga menjadi tepung. Selanjutnya tepung sampah ditambah bahan lain termasuk enzim dan diaduk dalam mesin pencampur, sehingga diperoleh pakan komplit yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Apabila diperlukan, semua bahan yang sudah tercampur dibentuk pelet. Pelet pakan ternak dapat disimpan hingga 6 bulan. Idealnya ransum komplit diberikan sekitar 3% dari bobot hidup ternak per hari. Dengan jumlah pakan tersebut, sapi tidak lagi memerlukan HMT atau rumput. Namun sebagian petani ternyata masih memberikan rumput. Sebagai contoh,jika ternak diberi pakan komplit 1,5% dari bobot hidup per hari,
peternak tinggal memberi rumput 50% dari kebutuhan semestinya.
Keuntungan Ekonomi
Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali menunjukkan bahwa penggunaan pakan komplit berbahan baku sampah sebanyak 1,5% dari bobot badan pada sapi bali selama 5 bulan, memberikan pertambahan bobot badan rata-rata 650 g/hari. Secara ekonomis pemanfaatan sampah untuk pakan ini sangat prospektif
mengingat bahan dan biaya produksinya relatif murah, sedangkan efeknya terhadap pertumbuhan sapi cukup baik. Berdasarkan analisis ekonomi, penggemukan sapi
dengan ransum komplit berbahan baku sampah memberikan keuntungan sekitar 200% dibandingkan dengan cara tradisional.
selengkapnya...
SAMPAH ORGANIK KOTORAN KERBAU SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Sampah Organik, Kotoran Kerbau Sumber Energi Alternatif
Deri Dahuri/V-2
BILA kita menengok pasar-pasar tradisional di Indonesia sangat menjijikkan. Bau sampah yang sebagian besar sisa-sisa kotoran sayur-mayur menumpuk begitu saja di pojok-pojok pasar. Namun, siapa sangka dari sanalah muncul ide cemerlang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka menemukan sumber energi baru berbahan baku sampah dari pasar-pasar tradisional tersebut.
Hal itu sebagaimana ditujukkan dalam hasil karya Workshop Himatek Departemen Teknik Kimia ITB dan Pusat Penelitian Energi ITB (PPE) yang ikut pameran di Gen-E Entreprenuership Expo 2002 minggu lalu di Bandung.
Kedua karya mahasiswa ITB itu bisa menjadi solusi mengurangi beban masyarakat, sebagai sumber energi alternatif, karena harga bahan bakar minyak (BBM) terus naik. Selain itu, karya mereka juga bisa menyelamatkan lingkungan.
Selama ini sudah wajar bila orang tidak betah berlama-lama berada di lingkungan pasar tradisional. Pasalnya, sampah menggunung dengan bau yang sangat menusuk hidung, merupakan pemandangan yang tidak terpisahkan dari lingkungan pasar tradisional. Tumpukan sampah busuk itu pun telah mengundang dan membuat lalat-lalat betah di sana.
Tumpukan sampah menggunung tersebut sangat menjijikkan. Selain itu, sampah tersebut berperan mencemari lingkungan sekitarnya. Yang jelas sampah-sampah yang lembab, busuk, dan sarang lalat akan turut berperan menebarkan berbagai penyakit di sekitarnya.
Namun tampaknya di mata para mahasiswa ini, tumpukan sampah yang menjijikkan itu bisa diubah menjadi hal yang sangat bermanfaat. Sisa sayuran, buah busuk, kulit buah-buahan, dan dedaunan sekilas adalah onggokkan yang harus dijauhi. Tetapi, justru didekati oleh para mahasiswa, bahkan mereka mengaduk-aduknya agar bisa menjadi barang bermanfaat.
Riesta, mahasiswi ITB, menjelaskan tentang pemanfaatan sampah-sampah organik itu. Caranya, jelas dia, mudah, sederhana, dan murah, yaitu dengan menyediakan tangki tertutup atau tempat dari plastik yang bisa menyimpan sampah-sampah itu.
"Bisa menggunakan plastik sebagai pengganti tangki. Tetapi, biasanya yang bagus menggunakan plastik polyotilen. Kalau tak ada, bisa juga menggunakan galon air mineral," jelas Riesta.
Tangki atau plastik itu digunakan untuk menampung sampah-sampah organik (sampah yang mudah hancur). Dalam bahasa ilmiahnya dikenal sebagai bioreaktor. Kemudian bioreaktor itu dilengkapi selang yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk menyalurkan gas yang dihasilkan. Selanjutnya, bagian dari bioreaktor itu diberi lubang untuk membuang limbah sampah yang tidak bisa dikonversi. Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bioreaktor (tangki) harus bersifat anaerobik. Menurut Riesta, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang masuk sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa dikonversi mikroba.
Dalam skala kecil, sampah rumah menghasilkan 1.000 liter sampah atau 300 kg sampah, sudah bisa menghasilkan sekitar 50-60 persen gas CH4, metan, dan sisanya karbon dioksida.
"Dalam satu bulan sudah bisa menghasilkan biogas. Jelas kalau sudah dimanfaatkan untuk kompor gas sudah bisa menghemat bahan bakar yang harganya cukup mahal," katanya.
Sementara sampah dari bioreaktor yang tidak bisa dikonversi dan berupa limbah dapat dimanfaatkan untuk kompos. Limbah kompos itu dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman.
Kotoran kerbau
Hal yang sama dilakukan kelompok mahasiswa yang tergabung dalam PPE ITB. Mereka tak sekadar pamer bagan-bagan bagaimana kerja bioreaktor yang menghasilkan gas metan dan CH4 di Gen-E Entrepreneurship Expo 2003. Mereka membuktikannya di Desa Marga Mulya, Pangalengan, Bandung.
Cara kerjanya, menurut mereka, tidak rumit dan tergolong sederhana. Para mahasiswa itu membuat steam reformer (bioreaktor) hanya dari plastik yang berbentuk silinder berdiameter 50 cm. Materi atau bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan gas metan dan CH4 berasal dari kotoran kerbau, karena memang penduduk Marga Mulya banyak yang memelihara kerbau dan sapi.
Kotoran kerbau sebanyak 100 kg yang ditampung di bioreaktor ternyata dalam waktu tidak kurang enam hari sudah bisa menghasilkan biogas. Biogas itu sudah dapat dimanfaatkan untuk kompor gas yang digunakan untuk berbagai keperluan.
Haris, salah seorang mahasiswa yang terlibat dalam proyek pembuatan biogas itu mengatakan, ternyata biogas dari kotoran kerbau itu bisa menghemat bahan bakar minyak. "Bahkan dari bioreaktor yang kami buat di Desa Marga Mulya, masyarakat setempat bisa menghemat minyak tanah hingga enam liter dalam sehari," jelasnya.
Sementara itu, limbah atau ampasnya dari bioreaktor itu yang tak bisa dikonversi masih tetap bisa dimanfaatkan. Selain untuk pupuk kebutuhan perkebunan, ampasnya bisa menghasilkan cacing tanah Rubellus rumbricus yang bisa menyuburkan tanah.
Sebenarnya dua tahun belakang Rubellus rumbricus sempat menjadi komoditi yang dicari-cari peternak cacing. Cacing Rubellus rumbricus disebut-disebut sebagai bahan untuk pembuatan obat. Sayangnya belakangan tren cacing tanah yang bisa dihasilkan dari ampas bioreaktor yang menghasilkan gasbio lenyap begitu saja.
Sumber : Media Indonesia (2 Juni 2004)
selengkapnya...
PENGERTIAN SAMPAH ORGANIK
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.[1] Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting.[2] Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).[3] Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.[4] Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.[5] Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. selengkapnya...
CINTA TAK HARUS MEMILIKI
Aku memang orang yang brengsek semua cewek membenciku terutama sahabatku. Aku memiliki hubungan khusus dengan sahabat mereka yang bernama Selly. Namun Selly membenciku gara-gara peristiwa pada waktu itu. Awalnya aku hanya ingin mengenal dia saja, karena kakakku pernah bilang kalau temennya itu punya adek yang satu sekolah denganku namanya Novel. Katanya dia anaknya baik, cantik dan kulitnya putih. Ketika itu aku terkejut mendengarnya secara otomatis aku penasaran. Satu minggu berlalu aku sudah mengenal dia, aku dekat sekali sama dia bahkan aku malah tak merperhatikan Selly pacarku sendiri. Ternyata benar dia adalh adek temannya kakakku. Setelah itu aku tak lago dengan dia lagi. Namun hal yang tak kuduga pun terjadi. “Siapa dia??? kamu jahat sekali sih. Sungguh tega kamu sama aku, sampai segitunya kamu melakukan itu padaku.” Selly mengatakan itu sambil menangis. “Dia bukan siapa-siapa ku, dia hanyalah temanku, nggak lebih dari itu. Tenanglah sayang jangan kuatir. Jangan menangis sayang.” Hiburku waktu itu. Tapi dia menangis, tiba-tiba sahabatnya datang dan salah satu dari mereka mengatakan kamu jangan ganggu Selly lagi, kamu nggak pantas memiliki dia. Ketika ku mendengar kalimat itu hatiku luluh dengan sendirinya, aku bingung harus melakukan apa lagi, agar mereka semua percaya sama aku dan nggak menuduh aku kalau aku berpacaran dengan Novel. Setiap hari Selly menangis menangis dan terus menangis. Sampai suatu hari dia sakit dan dia pun tak masuk sekolah. Hal itu membuatku semakin bingung tapi aku terus merenungi hal itu. Hal yang membuat ku terpuruk bahkan sangat terpuruk. Akhirnya aku menetukan jalan yang harus ku lakukan jalan itu adalah aku meninggalkan Selly agar dia tidak lagi menangis, tidak lagi sakit. Tapi lagi-lagi sahabatnya menyangka aku memutuskan Selly gara-gara ku memilih Novel padahal aku ingin membahagiakan Selly, aku ingin dia tak sakit lagi. Mungkin kalau aku pergi dari kehidupan dia, dia akan senang. Padahal aku mengenal Novel hanya untuk memastikan saja apakah benar dia adek dari temannya kakakku. Tapi pendapat mereka lain. Jauh dari fakta dan kenyataan. Aku hanya bersabar dan terus bersabar. Dua bulan berlalu, saat aku bertemu Selly aku tak berani menatap matanya. Aku takut sekali karena dulu dia pernah kusakiti tanpa sengaja. Tapi di mata Selly terkandung hal-hal yang mengesankan saat dia bersamaku, kenangan lama yang hanya ku lihat di matanya. Dan sekarang aku begitu merasa bersalah sama dia. Aku tak berani minta maaf langsung sama dia, mungkin aku ini bukan cowok yang jentel, aku hanya pengecut yang sangat jahat. Aku hanya bisa mengungkapkan kata-kata maaf yang tak penting bagi Selly, ketika dia terlelap dalam gelap. Mungkin pada saat itulah aku bisa sedikit membuka pintu hati Selly yang selama ini tertutup untukku. Di hatinya aku ini mungkin sangat asing. Dia anggap hanyalah seorang pemburu liar yang membawa senjata dan tak di kenal oleh masyarakat. Setiap hari kukirim kata-kata maaf lewat sms, kukirim tengah malam. Sampai-sampai aku telat masuk sekolah gara-gara setiap malam aku terus menerus mengirim sms maaf pada Selly. Dan pada suatu tengah malam ketika aku mau mengirim sms tiba-tiba ada pesan masuk dan itu dari Selly. Smsnya berisi begini “Sudahlah jangan sms lagi, aku sudah memaafkan kamu. Manusia memang tak luput dari salah. Begitupun aku, aku juga banyak kepadamu. Oh iya selamat ulang tahun ya Ray, semoga kamu tambah dewasa dan nggak akan ngelakuin hal-hal yang di benci cewek yang kamu sayangi. Karena kehilangan kekasih adalah kesalahan terbesar dalam hidupmu. Kamu rugi besar meninggalkan dia. Jangan sia-siakan dia, jagalah dia dengan baik, jangan sampai kamu ngelakuin itu. Ingat ya!!!. Aku selalu cinta padamu karena aku tak bisa melupakanmu. Kamu yang dulu membuat aku selalu tertawa dengan lelucon-leluconmu yang sangat gokil. Sampai sakit yang ku rasakan tak terasa. Dan sakit itu kurasakan ketika kamu meninggalkanku. Dlu akuorang yang kafir gara-gara kamu sekarang aku bisa solat, bisa mandiri, semua hal-hal buruk yang kumiliki hilang seketika ketika ku bersama kamu. Kamu sangat perhatian sekali sama aku. Tapi sekarang aku tak bisa lagi kembali denganmu seperti dulu. Aku nggak bisa menerima lagi kamu sebagai pendamping hidupku karena kau tahu aku masih tak bisa menerima apa yang dulu kamu lakukan kepadaku. Sungguh hal yang menyakitkan dalam hidupku, dan hal itu tak bisa ku lupakan dan akan ku kenang sampai ku mati nanti. Tapi jujur aku sungguh amat mencintaimu. Mungkin hari ini adalah hari yang paling bermakna bagiku karena aku mencintai seseorang tapi aku tak bisa memilikinya. Kado ulang tahunku untukmu cuma ini maaf hanya sebatas kata-kata I MISS YOU” Aku sungguh terkejut membacanya, dia masih ingat dengan ulang tahunku padahal aku sendiri lupa, lupa akan ulang tahunku. Dia memberikan sebuah kado yang sangat spesial buatku. Tapi satu hal yang agak mengagetkan bagiku yaitu ketika dia mengataka kalau dia tak bisa lagi jadi kekasihku gara-gara hal sepele yang berubah menjadi hal yang sangat amat besar. Dan hal tersebut membuat ku tak bisa lagi lagi memilikinya tak bisa lagi menghiburnya. Namun aku masih bisa mencintai dia dan dia juga masih mencintaiku. Memang cinta tak harus memiliki. Aku sekarang mengerti arti cinta yang sebenarnya. Di saat bahagia cinta datang dan pada saat sedih pula cinta juga datang. selengkapnya...
AMAZING CAT
mulai melangkah mendekatiku.kakiku bergerak mundur.Kenapa dengan kaki ini."Kenapa, Ra? Kenapa Kau menjauhiku? Ini aku. Aku kembali"ia maju lagi. kali ini kakiku tak bergerak."Aku kedinginan, Ra"ia memelukku. badanku mati rasa. tak bisa bergerak. Aku jelas merasakan dinginnya tubuhnya. tapi aku masih tak tahu mau berkata apa. Diam.sedetik, dua detik, semenit, lima menit, ia masih memelukku. badannya jelas sangat berbeda. ia jauh lebih kurus.8 menit berlalu. tubuhku masih dipeluknya."Kakiku kram, Agung"akhirnya mulutku terbuka juga. ia agaknya mengerti, melepas dekapannya. aku duduk di sebuah balok tepian jalan tepat di bawah lampu ujung jalan ini.ia mendekat lagi. dentang waktu bergerak pelan."Ra, maafkan aku"aku beranikan diri menatap ke dalam matanya. aku memang sudah tak menemukan lagi cahaya mata yang dulu selalu kurindukan. kemana hilangnya kemilau itu, batinku protes. mungkinkah hilang bersama semangat hidupnya.semenit, dua menit. waktu berdetak semakin pelan. bibir itu mulai menggulung senyuman. tapi tak seindah senyuman yang dulu dia berikan.perlahan tangannya mengusap pipiku. dingin. tangan itu tak selembut dulu. kaku. gemetar."Apa yang terjadi selama kau pergi, Agung?"kukeluarkan sebuah pertanyaan yang sedari tadi menggerogoti pikiranku. ribuan pertanyaan lain kini menanti giliran."Apa yang terjadi selama aku pergi, Ra? Siapa yang telah menggantikanku di hatimu?"matanya tajam menatap mataku. aku sedikit takut. sorot matanya liar. perubahan itu membuatku gugup."Jangat takut, Ra. Meski mereka mengataiku kejam, aku tak akan mampu melukaimu.tak akan"aku sedikit lega. tapi ia mendekat lagi. mencium pipiku. aku tersentak. sekarang sudah hampir pukul 12 malam. apa jadinya jika ada yang melihat?"Kau masih tak berubah, Ra. wangimu tak berubah. kau masih memakai bedak yang sama saat aku mencium pipimu pertama kali. aku ingat jelas itu. Kini aku yakin kau masih milikku"kulihat sorot matanya kembali seperti saat kami berjumpa tadi. kami kembali terdiam. sunyi. hanya sorot lampu yang menerangi ujung jalan malam itu.beberapa menit berlalu. ia membuka suara"Aku belum bisa memberitahumu apa yang terjadi, Ra. suatu saat kau akan tahu apa yang membuatku kehilanganmu sesaat. Aku harus pergi sekarang. Tapi aku akan selalu menantimu disini, Ra. Saat rindu, kutunggu kau disini."Ia pun berlari. pergi bersama angin malam yang gemericiknya kembali mengutukiku. ia hilang di ujung jalan ini.kutengadahkan kepala. bulan sabit tersenyum. ia meninggalkanku bersama pertanyaan yang tak terjawab. kulangkahkan kaki menjauhi ujung jalan ini. pulang bersama rasa yang kini kembali.
Para hadirin sekalian!!! Ikutilah lomba kucing terbaik sekota tahun ini, di alun-alun kota, tanggal 7 Juni, pukul 12.00 siang! Bagi peserta yang mau mendaftar, segeralah ikut audisinya SEBELUM tanggal 7, di Petshop ini …! Bawa kucing, tentunya! Okeee!? Pastikan bulunya terawat, giginya bersih, matanya bening, dan telinganya tidak boleh kotor! Jangan lupa ditampilkan atraksi-atraksinya! Ditunggu, yaaaaks. :)
Lomba kucing terbaik!? Para pecinta kucing manapun pasti bersedia mengikutinya! Termasuk Rista. Okeee! pikir Rista semangat. Aku akan mengikutinya! Aku akan mengikutsertakan Ovi di lomba itu! Ovi pasti menaaang!
Secepat kilat, Rista berlari ke rumahnya dengan semangat menggebu-gebu. Pas di depan rumahnya, dia melepas sepatunya dalam waktu dua detik, dan langsung masuk begitu saja.
“Assalamu ‘alaikum!!!” serunya, ketika dia berlari melintasi ruang tamu, sementara ibunya sedang mengepel lantai. Wah, lantainya kotor lagi!
“Wa ‘alaikum salam!” seru ibunya kesal sambil berkacak pinggang. “Rista! Jangan lari-lari kalau kakimu kotor! Cuci kaki, sana!”
Rista menghela napas. Setelah dia mencuci kaki dan berganti baju, barulah dia menghampiri Ovi yang tertidur di karpet dapur.“Oviii!” seru Rista mengagetkan Ovi.
Kucing gemuk itu mengeong malas sambil melirik majikannya sekilas. Kemudian tidur lagi dengan posisi menyamping.
“Oviii!” seru Rista untuk yang kedua kalinya. Dia menggendong Ovi yang kaget. “Hei, tak ada waktu untuk bermalas-malasan. Aku akan segera mendaftarkanmu di lomba kucing terbaik itu!”
Jadi, Rista membopong kucingnya menuju Petshop yang tadi. Untuk berjaga-jaga, Rista mengikat Ovi dengan kalung khusus hewan, supaya Ovi tidak kabur nantinya.
“Ya, ada yang bisa kubantu, Dek?” tanya seorang pegawai di Petshop, ketika Rista dan Ovi masuk ke dalam ruangan ber-AC itu.
“Ini, Mbak. Kucingku mau kudaftarkan ke lomba kucing!” jawab Rista bersemangat.
“Hmm,” pegawai itu menatap Ovi yang menggeliat di gendongan Rista. Sepertinya dia agak takut dengan Ovi. “oke … silahkan mengantre di sana.” kata pegawai itu cuek.
Rista pun mengantre bersama para peserta yang lain. Betapa kagetnya Rista saat melihat kucing-kucing yang dibawa orang-orang. Kucing-kucing mereka kebanyakan kucing jenis persia yang cantiiik sekali. Bulunya panjang, mulus, tidak kusam, pokoknya terawat sekali! Bak kucing kerajaan yang anggun dan mempesona. Oh … kini Rista memandang Ovi. Wah, nampak beda sekali …. Nampaknya, Ovi tidak secantik para kucing itu.
Rista menyeringai cuek. Dia tetap saja yakin, kucingnya akan lulus audisi.
“Peserta berikutnya!” panggil seseorang dari dalam ruangan. Rista segera memasuki ruangan itu. Jantungnya berdegup kencang, walau dia bersemangat sekali.
Di ruangan itu terdapat dua orang juri yang bertampang serius dan menyeramkan. Yang satu adalah seorang wanita setengah umur yang memiliki beberapa uban putih di rambutnya yang bersanggul, memakai kacamata yang sedikit merosot ke hidung, dan lipstik merah kecoklat-coklatan yang melapisi kerutan di bibirnya. Yang satunya lagi adalah laki-laki muda dengan ekspresi bosan yang memiliki rambut gondrong yang panjang, yang hanya nampak sopan pada teman sejurinya.
“Halo, Nak. Siapa nama kucingmu?” tanya wanita paruh baya itu, tetapi pandangannya mengarah pada dokumen-dokumen yang berserakan di meja juri, sedangkan tangannya sibuk menggores-gores di sebuah daftar. Sementara juri laki-laki di sampingnya hanya mengurus data-data di laptop Apple-nya tanpa memandang Rista pula.
Gugup, Rista meletakkan Ovi di lantai. Dia mulai menenangkan kegugupannya. “Namanya Ovi, dan saya Rista.” akhirnya terucap perkataan dari mulutnya.
“Baiklah, Rista.” juri perempuan masih belum berpaling. “Namaku Bu Hena, dan dia Om Heri.”
Om Heri, juri gondrong itu, hanya mengangguk tanpa ekspresi.
“Ehm, jadi, bagaimana kucing saya??” Rista berkata.
Bu Hena menatap kucing Rista untuk beberapa lama. Alisnya berkerut saat mengatakan, “Mm, maafkan aku, Nak, tapi kucingmu tidak lulus audisi.”
“Apa!” jerit Rista sebal. Padahal, Juri itu baru melihat Ovi kurang dari sepuluh detik.
“Ya, ya. Benar sekali, kucing itu tidak pantas!” kritik Om Heri dengan suara pelan, tetapi Rista mendengarnya.
Rista mengembuskan napas kesal. Dihampirinya meja juri dekat-dekat. Dia menghentakkan telapak tangan kanannya di meja itu, membuat para juri melongo. “Ini penghinaan!” serunya. “Ovi adalah kucing termanis, terlucu, terpitar, terimut, termanja, dan tercantik di seluruh jagad raya! Kalian memang juri jelek! Huhhh!”
“Hei!” bentak Om Heri. “Itu pendapatmu. Kalau kamu bilang kucingmu bagus, itu wajar saja! Kamu kan pemiliknya …!”
“Anda juga! Wajar saja anda bilang kucing saya jelek! Pasti iri, kan?! Anda memang lebih jelek!”
“Sekuriti …!”
Seorang satpam dengan seragam biru-putih dengan tegas mengusir Rista dan Ovi dari Petshop.
“Argh!” Rista mendengus sambil menggendong Ovi, pulang ke rumah. “Dasar juri payah! Payah! Payaaaaaah!” omel Rista sambil melangkah lebar-lebar.
“Lho, lho? Ada apa, Ris?” tanya Ibu, ketika Rista tiba di ambang pintu.
“Itu, Bu! Jurinya bego banget! Masa berani-beraninya mereka bilang Ovi jelek!? Pakai ngusir, lagi! Arrrgh!” gerutu Rista. “Ovi, kan kucing super yang tidak ada duanyaaa!”
Ibu hanya mengerutkan alis. “Jangan bersedih kalau gagal. Ingat, dong, kegagalan itu awal dari kesuksesan!”
“Aku tidak gagal. Jurinya yang gatot—alias gagal total!”
Rista menurunkan Ovi yang dari tadi bergeliat di gendongannya, sehingga membuat jaketnya penuh bulu kucing. Rista menyibakkan jaketnya dan menaruhnya di gantungan baju, di balik pintu kamarnya. Dengan loyo, dia menjatuhkan diri di atas ranjang.
“Huh! Memangnya kucing macam apa, sih, yang diterima para juri dungu itu?? Palingan jenis kucing-kecebur-got!” gumam Rista, meremas bantalnya. “Aku mau lihat lombanya, ah. Biar aku lihat kucing-kucing yang menang itu seperti apa!”
***
Tanggal tujuh, adalah hari lomba kucing diselenggarakan di alun-alun kota. Lombanya dimulai jam 12.00. Para peserta lomba kucing sibuk mendandani kucing mereka yang unik. Nanti, kucing mereka ditampilkan di sebuah panggung, dengan atraksi-atraksi yang menggemaskan.
Lomba kucing dimulai sebentar lagi, ketika Rista tiba di alun-alun kota. Suasananya ramai sekali, penuh dengan orang-orang yang terpana akan keanggunan kucing-kucing yang mau ikut lomba. Bu Hena dan Om Heri juga tengah berkumpul di kerumunan orang-orang.
“Ah, biarpun kucing-kucing itu jenis angora, aku tidak peduli! Masih bagusan Ovi, kok!” dengus Rista sirik sambil melipat tangan.
Nah, perlombaan pun dimulai. Dengan anggun, peserta pertama menaiki panggung dan menunjukkan atraksi lompat-lompat di tangga dengan gaya yang unik. Peserta pertama bernama Jungie dengan majikannya, Herlin yang masih anak-anak. Jungie dan Herlin nampak seperti sobat lama yang sangat akrab. Mereka berdua menunjukkan kerja sama yang hebat!
Peserta berikutnya, Broto dan majikannya yang sudah kakek-kakek, Pak Joko. Pak Joko memang hebat! Sudah tua, tapi pintar melatih kucingnya cara menelepon seseorang. Aneh, tapi nyata!
Berikutnya adalah Viiko dengan majikannya, Kak Kiky. Sepertinya Kak Kiky sudah kuliah. Tapi kucingnya tak kalah hebat dengan yang lain. Viiko bisa berhitung penambahan, pengurangan, juga perkalian! Lalu muncul peserta berikutnya, dan seterusnya, sampai selesai. Lomba ini membutuhkan waktu yang lama, namun ternyata semua penonton yang menyaksian di alun-alun tidak bosan-bosannya menonton hewan-hewan imut itu. Begitu pula dengan Rista! Nah, sekarang dia baru mengakui bahwa kucing-kucing itu sangat menakjubkan.
Setelah selesai seleksi atraksi, para juri pun segera menguji kesehatan para kucing itu. Kucing yang ditaruh di keranjang kecil diperiksa kesehatannya, mulai dari telinga, hidung, mata, gigi, hingga bulu. Semuanya harus bueerrrsih-sih, tidak boleh ada kotoran atau kutu yang menempel bahkan setitik pun. Rista yang mengekori juri itu, terpana akan kebersihan kucing yang terawat. Dia jadi teringat Ovi!
Kondisi para kucing di perlombaan itu sangat beda dengan Ovi yang seperti kucing kampung biasa. Selain itu, Ovi jarang dimandikan, bau, banyak kutunya, bulunya gampang rontok, kusam, pokoknya jelek! Itu semua karena Rista yang kurang memperhatikan Ovi. Rista jadi menyesal karena menelantarkan Ovi. Rista berjanji, akan merawat Ovi dengan baik.
Setelah selesai seleksi kesehatan, Rista langsung menghampiri Om Heri dan Bu Hena untuk meminta maaf. Rista menyesal karena sudah menghina habis-habisan juri itu kemarin.
“Bu Hena, Om Heri,” panggil Rista pelan.
Bu Hena dan Om Heri menoleh ke Rista. “Eh? Kamu lagi! Ada apa, panggil panggil??” sahut Om Heri jutek. Sepertinya dia masih marah soal kemarin.
“Aku … aku minta maaf karena sudah menghina kalian berdua! Kalian memang benar, Ovi sungguh tak pantas mengikuti lomba ini. Karena dia itu kotor, kusam, pokoknya jelek! Ya, itu semua gara-gara aku yang tidak merawatnya baik-baik. Setelah aku melihat kekompakan antara majikan dan kucing di perlombaan ini, aku jadi menyesal telah mentelantarkan Ovi. Jadi, kurasa kalian memang benar! Oh, maafkan aku, Bu Hena, Om Heri!”
Om Heri dan Bu Hena berpandangan sesaat. Kemudian mereka kembali menatap Rista sambil tersenyum. “Oh, tidak apa-apa, Rista, kami memaafkanmu!” kata Bu Hena.
“Ya. Tapi maafkan aku juga kalau aku terlalu menghina kucingmu,” tambah Om Heri.
“Tidak apa-apa! Mulai sekarang, aku berjanji akan merawat Ovi baik-baik.” jawab Rista, mengulum senyum manis. “Dan, aku rasa aku harus mengajarinya atraksi yang memukau!”
Ketiganya tergelak. Mereka pun semakin akrab. Ternyata kedua juri itu tidak terlalu jahat, tapi baik sekali! Bahkan, Om Heri memberi tips merawat kucing kepada Rista. Aturannya, kucing harus diberi makan empat kali sehari, Dimandikan minimal dua kali seminggu, diperiksa ke dokter hewan sebulan sekali, dan harus divaksinasi dengan suntik anti toksoplasma. Rista manggut-manggut saja.
Sepulangnya dari alun-alun, Rista langsung melaksanakan tips-tips dari Om Heri. Dia berjanji akan mengikutsertakan Ovi pada tahun berikutnya! Tunggu saja … :)
selengkapnya...
PERTEMUAN DI UJUNG JALAN
semerbak angin malam membawaku menemuinya malam itu. kutapaki jalan di hadapanku tanpa tahu ada apa di ujung jalan. Kunang-kunang menerangi sepanjang jalan, dan aku masih tertunduk. Dirinya dan segudang pertanyaan menari-nari di benakku. Untunglah hari sudah agak malam. Tak ada kendaraan yang mengancam keselamatanku. Malam ini, pukul 11 malam, aku keluar dari tempat teramanku, mempertaruhkan harga diri dan kodratku sebagai wanita demi menemuinya. Demi pesan pengharapan yang ia sampaikan di ujung telepon tadi."tidak baik melamun, Ra"aku tersentak. aku kenal suara itu. kuangkat kepalaku perlahan. Tampak sesosok manusia di ujung jalan ini. Aku hampir tak mengenalinya. badannya kurus."aku kira kau tidak akan datang, Ra"aku masih terdiam.benarkah dirinya? kucari jawaban di sorot matanya. tak ada. sorot mata itu berubah."Ra, aku senang melihatmu"aku masih enggan berbicara. aku masih ragu. angin malam seolah menghanyutkanku karena kediamanku. suara gemerisiknya mengutukiku yang sedari tadi diam."Ra, bicaralah"ia mulai melangkah mendekatiku.kakiku bergerak mundur.Kenapa dengan kaki ini."Kenapa, Ra? Kenapa Kau menjauhiku? Ini aku. Aku kembali"ia maju lagi. kali ini kakiku tak bergerak."Aku kedinginan, Ra"ia memelukku. badanku mati rasa. tak bisa bergerak. Aku jelas merasakan dinginnya tubuhnya. tapi aku masih tak tahu mau berkata apa. Diam.sedetik, dua detik, semenit, lima menit, ia masih memelukku. badannya jelas sangat berbeda. ia jauh lebih kurus.8 menit berlalu. tubuhku masih dipeluknya."Kakiku kram, Agung"akhirnya mulutku terbuka juga. ia agaknya mengerti, melepas dekapannya. aku duduk di sebuah balok tepian jalan tepat di bawah lampu ujung jalan ini.ia mendekat lagi. dentang waktu bergerak pelan."Ra, maafkan aku"aku beranikan diri menatap ke dalam matanya. aku memang sudah tak menemukan lagi cahaya mata yang dulu selalu kurindukan. kemana hilangnya kemilau itu, batinku protes. mungkinkah hilang bersama semangat hidupnya.semenit, dua menit. waktu berdetak semakin pelan. bibir itu mulai menggulung senyuman. tapi tak seindah senyuman yang dulu dia berikan.perlahan tangannya mengusap pipiku. dingin. tangan itu tak selembut dulu. kaku. gemetar."Apa yang terjadi selama kau pergi, Agung?"kukeluarkan sebuah pertanyaan yang sedari tadi menggerogoti pikiranku. ribuan pertanyaan lain kini menanti giliran."Apa yang terjadi selama aku pergi, Ra? Siapa yang telah menggantikanku di hatimu?"matanya tajam menatap mataku. aku sedikit takut. sorot matanya liar. perubahan itu membuatku gugup."Jangat takut, Ra. Meski mereka mengataiku kejam, aku tak akan mampu melukaimu.tak akan"aku sedikit lega. tapi ia mendekat lagi. mencium pipiku. aku tersentak. sekarang sudah hampir pukul 12 malam. apa jadinya jika ada yang melihat?"Kau masih tak berubah, Ra. wangimu tak berubah. kau masih memakai bedak yang sama saat aku mencium pipimu pertama kali. aku ingat jelas itu. Kini aku yakin kau masih milikku"kulihat sorot matanya kembali seperti saat kami berjumpa tadi. kami kembali terdiam. sunyi. hanya sorot lampu yang menerangi ujung jalan malam itu.beberapa menit berlalu. ia membuka suara"Aku belum bisa memberitahumu apa yang terjadi, Ra. suatu saat kau akan tahu apa yang membuatku kehilanganmu sesaat. Aku harus pergi sekarang. Tapi aku akan selalu menantimu disini, Ra. Saat rindu, kutunggu kau disini."Ia pun berlari. pergi bersama angin malam yang gemericiknya kembali mengutukiku. ia hilang di ujung jalan ini.kutengadahkan kepala. bulan sabit tersenyum. ia meninggalkanku bersama pertanyaan yang tak terjawab. kulangkahkan kaki menjauhi ujung jalan ini. pulang bersama rasa yang kini kembali. selengkapnya...
LOE KAGET GUE JUGA
Waktu itu gue masih kelas 5 SD, gue dikenal sebagai cewek yang jail, gue suka banget yang namanya ngejailin dan ngagetin temen-temen gue. Ahaha :D . Gue juga selalu berhasil bikin temen-temen gue anjlok dan jantungan kalo gue kagetin hohoho LEBAI :D Suatu hari gue berniat banget ngebuat kaget temen gue yang satu ini, namanya Ara. Udah berkali-kali gue ngejailin dia, tapi selalu gagal. Dia gak pernah sedikitpun nangis, terkejut ataupun jantungan kalo gue kagetin. Mukanya selalu datar (kaya muka pas mau foto KTP) dan itu yang membuat gue mual saat ngejailin dia. Anaknya memang aneh, kalau kesakitan dia hanya bilang ‘aw’ yang sangat singkat dan gak lama. Sedangkan, temen-temen gue yang lain (dengan gaya LEBAI) mereka teriak “aaaaaawwwwww.. sakit bener guueeehhh geeellaa!!! Hiks.. hiks..” nah pada umumnya seperti itu. Tapi sumpah si Ara ini beda banget. Gue sempet berpikir dia punya gangguan dengan sistem sarafnya atau dia gak punya sifat reflek dalam dirinya??? Tapi ah masa..Tiap gue kagetin mukanya bener-bener muka KTP kelas BERAT. Seolah-olah jail gue ini berlalu bagai angin yang hanya melewati dirinya dengan tidak sengaja, dan hanya mengibaskan sehelai rambutnya saja (MENYEBALKAN). Ehhmm, lanjut lagi dengan aksi-aksi yang akan gue lakuin ke dia. Gue pengen berhasil buat dia kaget ahahah :D * * * Sekarang adalah waktu yang tepat! Sebelum bel istirahat berbunyi gue keluar kelas, kebetulan guru matematika yang ngajar dikelas lagi keluar dan katanya dia bakal balik lagi ke kelas setelah anak-anak selesai mengejarkan tugas, dan buru-burulah gue keluar dari kelas. Meski KM dikelas gue rese bener, nyampe gue ditarik-tarik biar gak keluar kelas. Alhasil akhirnya gue keluar. Ehmm gue kan cewek yang banyak alasan gue bilang aja gue kebelet pipis ahaha :D Gue cepet-cepet pake sepatu (soalnya dulu kelas gue dibuka sepatunya katanya sih biar lantainya selalu bersih) gue liat jam tangan gue ‘wah lima menit lagi istirahat’ gumam gue. Gue buru-buru ngumpet dibalik tembok menuju kantin. Yang gue tau Ara itu anaknya awal banget dateng ke kantin dibanding anak-anak lain. Nah gue pasang mata dan pendengaran gue tajam-tajam. Hmm.. gak lama gue denger langkah kaki semakin deket. Gue tarik nafas buat atur aksi gue dan ngatur intonasi gue buat kagetin dia (hahah LEBAI). Sekarang gue udah siap, tepat banget suara itu jelas di pinggir gue. Lalu gue gak basa-basi lagi. “DUUUAAARRRR!!!!!!!” teriak gue kenceng. Gue liat kearah sekitar, semua penjual di kantin ngeliat ke gue dengan mata melotot dan mulut menganga. Mampus gue! Yang gue kagetin malah guru matematika gue, Bu Lela. Gue gemeteran, gak tau gue harus ngomong apa bergerak sedikit aja rasanya gue gak bisa. Bu Lela jatuh terkapar, nafasnya pendek dan susah diatur, dia memegangi dadanya. Anak-anak kelas gue semua pada nonton kejadian ini. Lantas gue bingung harus ngapain? * * * Gue liat jam tangan gue udah pukul 10.45. huuufff untunglah Bu Lela udah siuman. Bisa-bisa kalo gak siuman gue bisa masuk penjara dengan tudingan ‘SEORANG MURID MENERIAKI GURUNYA SAMPAI MATI’ kasus yang amat mengerikan.“kenapa kamu melakukan itu?” tanya kepala sekolah gue.“Pak kepala sekolah, jadi gini lhoo..” kata gue.Gue diem sebentar mikir-mikir alasan apa ya yang harus gue bilang. Gue mikir kalo gue cerita tentang si Ara ah itu konyol banget.“ehm, jadi gini Pak, awalnya pas saya ngumpet saya pikir suara kaki itu suara kaki temen saya, yah maklum kuping saya belum bisa bedain mana bunyi sepatu pentofel sama sepatu ‘warior, anak sekolah,” celetuk gue.Kepala sekolah tertawa geli ngedengerin penjelasan gue.“jadi, setelah suara kaki itu udah mentok deket saya, ya gak basa-basi lagi Pak, saya langsung teriak aja, yaaaaaahh yang saya kira itu temen saya ternyata Bu Lela,” jelas gue lagi ke kepsek.Lalu kepsek ngangguk paham apa maksud gue.Gue juga gak ketinggalan minta maaf ke Bu Lela. Walau muka Bu Lela masih bertekuk tujuh belas lipatan dan mengkerut juga cemberut, tapi gue tetep senyum imut-imut depan dia (ahaha :D namanya juga orang salah), gue masih duduk di ruang UKS yang di dalemnya ada Kepsek, Bu Lela, gue, dan guru yang jaga ruang UKS. Tiba-tiba gue liat ke arah jendela disamping gue, dan gue liat Ara sama Eca. Piker gue sih mereka mau ke ruang guru yang berada di sebelah UKS, atau enggak ke toilet yang berada di belakang UKS. Waaah rupanya bener apa kata gue, mereka mau ke toilet, gue liatin mereka dan mereka juga liatin gue, gue udah kedip-kedip mata ke mereka, maksud gue itu tanda ‘temenin gue donk!’ tapi apa coba yang gue dapet??????????? Telunjuk si Ara melambai-lambai depan muka gue dengan muka KTPnya itu, telunjuknya uda kaya iklan shampoo ‘sunsilk’ (huruf S diberi titik dibawahnya) yang berarti ‘KASIAN DEH LHO!’ Gubraakk! Gue gak nyangka diam-diam si Ara belagu juga :@ rawwrr. * * * Gue udah sampe dirumah. Seperti biasa gue bersalaman sama nyokap.“ehh.. anak mama udah pulang,” sambut nyokap gue.“hmm..” gumam gue.Nyokap gue hanya mengkerutkan dahinya, lalu gue masuk kamar. THE END selengkapnya...
GADIS BERKERUDUNG MERAH JAMBU
“Ceweeekkk…,” begitulah kalau Glenn sudah gabung sama teman- temannya, Glenn bakal sering menggoda cewek- cewek yang lewat di depan komplek rumahnya.kadang mama Glenn, marah melihat anak lajangnya itu, “habis kuliah bukannya cari kerja, ehh ini malah goda- godain cewek- cewek yang jalan di depan komplek, dasar…”Ujar mama Glenn pada anak tunggalnya itu, “Mau jadi apa kamu nak, kalo setiap hari kerjaannya Cuma goda- godain cewek- cewek?”Tanya mama sama Glenn. Glenn hanya tersenyum simpul.Saat Glenn sedang asyik merokok dan nongkrong sama teman- teman se geng nya, tiba- tiba lewat seorang gadis berkerudung merah jambu, “Glenn, cewek tuh…”ujar Niko salah satu teman se geng nya Glenn, “Ah… gue lagi malas.”Ujar Glenn.”Tumben lo, lo masih normal kan?”ujar Niko, “Ya iya lah…lo pikir gue si Ryan yang dari jombang itu apa?”ujar Glenn,teman- teman geng Glenn tertawa terbahak- bahak,Glenn pun menuruti saran teman- temannya itu, “Cewek manis mau kemana?jawab dong pertanyaan aatiba- tiba,”Byuurrrr”mereka di siram gadis berkerudung itu,Mereka pun lari terbirit- birit.“Glenn, kamu kenapa?gak ada angin, gak ada hujan koq malah baju kamu basah?” Tanya Mama.”Gak ada apa- apa ma.”ujar Glenn.”Gak ada apa- apa gimana?kamu main apa sama teman- teman geng kamu?kalian ini kayak anak kecil saja.”Glenn langsung masuk ke kamar nya. Hari ini, saat Glenn sedang santai- santai sambil memainkan gitar kesayangannya, tiba- tiba Mama menghampirinya.”Glenn….kamu ngapain sich?tanya Mama.”Mama gak lihat nich, Glenn main gitar.”Ujar Gleen.”Iya mama tahu, kamu temenin Mama ke supermarket yuk.”ujar Mama. “Hah…..gak salah denger nih Ma. Nemenin Mama ke supermarket?Mama pergi sendiri aja dech, ntar Glenn ada janji ma teman- teman Glenn.”ujar Glenn.”Teman- teman?aduh Glenn,,, semenjak kamu berteman sama mereka, kamu jadi pemalas ya, kamu tahu gak kalau kita itu keluarga yang bisa di bilang keluarga baik- baik, eh kamu malah bergaul sama mereka, kamu ini kan….”bla bla bla…”Glenn udah gak mendengar lagi mama ngomong apa, “Yuk Ma, Glenn antar.”ujar Glenn, Mama Glenn tersenyum puas.Sampai juga Ibu dan Anak ini disupermarket, “Glenn, kamu ke supermarket nya ya, Mama mau lihat- lihat diskon itu dulu.”ujar Mama sambil menunjuk prmo sale pakaian- pakaian khusus wanita.Gleen pun langsung menuju supermarket, saat Glenn mengambil keranjang tiba- tiba tangannya bersentuhan dengan tangan seorang cewek, “Maaf mbak…”ujar glenn.Glenn terkejut melihat gadis itu, “Kamu?”ujar Glenn dan gadis itu bersamaaan.”Ngapain kamu di sini?”Tanya Glenn.”Emang nya mau ngapain lagi hah?”kalo ke supermarket itu mau belanja, bukan mau berobat kan?”Ujar gadis itu.Glenn mengangguk, “Ya udah gak usah Tanya.”ujar gadis itu sambil berlalu meninggalkan Glenn ynag masih kebingungan.Tanpa Glenn sadari rupanya Mama sudah ada di belakang Glenn,”Glenn, mana belanjaanya?”Tanya Mama. “Nih ma..”ujar Glenn sambil memberikan keranjang yang masih kosong, “Glenn ini masih kosong…”ujar Mama.Glenn itu sebenarnya cowok yang baik, tapi karena pergaulan, jadi penampilah Glenn agak urakan, Glenn juga sebenarnya adalah anak kesayangan orang tua nya, Glenn itu sebenarnya anak yang penurut, tapi semenjak bergaul sama teman- temannya, Sikap Glenn pun berubah di luar, tapi kalau sudah di rumah Sikap Glenn seperti sikap- sikap anak yang baik sama ortunya.”Glenn dari mana lo?”Tanya Niko.”Biasa……..”uajr Glenn.”Lo gak ngantar nyokap lo belanja lagi kan?cemen lo……”Ujar Niko.”Enggak koq, gue ada urusan bentar, jadi ya gue mesti pergi, kenapa lo kangen ya ma gue?”Ujar Glenn. “Idih… mulai kumatnya, ingat Glenn lo tuh preman di komplek kita, masa’ preman sifatnya kayak Lo sich?”ujar Niko.Glenn hanya tersenyum, sambil mengeluarkan rokok nya.Glenn pun berjalan- jalan di komplek rumahnya. Tiba- tiba sebuah motor melintas, Glenn melihat gadis yang berkerudung merah jambu itu di bonceng seorang pria, “Ahhh….beruntung banget tuch cowok, bisa bonceng gadis berkerudung itu, tapi….”Ujar Glenn dalam hati, Glenn melihat gadis itu di cium pemuda yang memboncengnya.”Dasar cewek… luar nya aja alim, pake acara ciuman segala lagi.”batin Glenn, Glenn gak menyadari kalo dia cemburu.Glenn pun mengikuti cewek itu, dia menuju ke masjid dekat rumah Glenn,”Assalamu’alaikum anak- anak……….”Ujar gadis berkerudung itu, “Wa’alaikumsalam, Bu Nadia……jawab anak- anak serentak.””oh… namanya Nadia.”batin Glenn.Sudah beberapa hari ini, Glenn selalu pergi ke masjid, teman- teman se geng Glenn pun heran melihat perubahan sikap Glenn, “Glenn, lo udah tobat ya?sekarang tempat nongkrong lu masjid.”Ujar Niko, Glenn hanya tersenyum simpul, “gue ada misi” ujar Glenn, “Misi apaan? Lo mau main detektif- detektifan ya?aduh Glenn lo bukan anak- anak lagi, tau gak sich?”Ujar Niko, “Biarin….”ujar Glenn sambil berlari.”Sebelum kita pulang ada yang mau di Tanya lagi anak- anak?”Tanya Nadia pada murid- muridnya, “gak ada bu………”teriak murid- murid, “Baik kalo gitu kita bisa pulang ke rumah masing- masing, besok kalian datang lagi ya, kita belajar sama- sama lagi, Assalamu’alaikum…”Ujar Nadia, “waalaikum salam……….”teriak murid- murid sambil berjalan pulang ke rumah masing- masing.“Nadia………..”panggil Glenn, “Kamu?mau ngapain lagi kamu?”Tanya Nadia,”Enggak koq.Cuma negur aja”ujar Glenn.”gak ada kerjaan.’’ Ujar Nadia sambil berlalu, “Nad… Nadia… bu Nadia…”panggil Glenn, “Apa lagi?”Tanya Nadia, “Ehmm…. Saya boleh ikut gabung belajar ngaji sama anak- anak yang lain gak?’tanya Glenn.”Kamu jangan main- main ya?Mesjid itu bukan untuk orang- orang seperti kamu, tahu?”ujar Nadia. “Loh.. kamu seorang guru ngaji koq ngomong seperti itu sich?bukannya Allah itu selalu memberikan kesempatan untuk hambanya bertobat ya?koq malah kamu yang melarang?”Tanya Glenn.”Ya sudah, jangan khotbah di depan saya, kalau kamu mau datang, saya ada di masjid dari hari senin sampai jum’at dari jam 10 pagi sampai Ba’ da Ashar.”Ujar Nadia.Glenn hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan Nadia.“Dari mana aja lo?”Tanya Niko, “Gue, dari mesjid.” Ujar Glenn. “Hah….. Gak salah denger gue?Preman insaf lo?”Tanya Niko, “Terserah apa kata lo dech, yang pasti niat gue untuk ngedekatin Nadia, bisa di mulai besok.”Ujar Glenn. “Nadia?siapa tuch?incaran lo lagi ya?cewek mana?body nya gimana?seksi gak?”Tanya Niko, “Ahhh…. Banyak Tanya lo, ntar lo juga tahu siapa Nadia.”Ujar Glenn sambil berlalu, “Lo mau kemana?”Tanya Niko, “Pulang…”ujar Glenn, Niko hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.”Glenn?dari mana kamu?jangan bilang kamu nongkrong gak jelas lagi sama teman- teman kamu itu.”tanya Mama, “Gak koq ma, Glenn dari mesjid.”Ujar Glenn sambil masuk ke kamar nya, “Mama gak salah dengar Glenn?Kamu gak sakit kan nak ?”Tanya Mama sambil memegang kening anak semata wayangnya itu,”Apa- apaan sich ma?mulai besok Glenn mau ikut pengajian di mesjid. “ujar Glenn,Mama Glenn langsung pingsan mendengar kata- kata anak kesayangannya itu.Glenn benar- benar pergi ke masjid hari ini, “Assalamu’alaikum…”ujar Nadia, “Waalaikumsalam.”Ujar Glenn. “Loh… kamu sendirian di sini, anak- anak belom datang?”Tanya Nadia, “Mana gue tahu, Gue kan anak baru di pengajian ini, gimana sich lo? “ujar Glenn, Nadia hanya tersenyum, “Jadi kamu beneran mau ngaji?”Tanya Nadia, ‘Iya.”ujar Glenn. “Ya udah kamu ambil Al- Qur’annya ya, kita ngaji sama- sama.”ujar Nadia.”Alqur’an?gue gak bawa.”ujar Glenn.”Ya udah kamu ambil di rak itu aja.” Ujar Nadia, Glenn pun mengambil Al- Qur’an itu, dan langsung duduk di hadapan Nadia, “Ya udah baca, kamu ngajinya sudah sampai juz berapa?”Tanya Nadia, “Gue,,,, Gue…”ujar Glenn terbata- bata.”Kenapa?”Tanya Nadia, “Gue belom bisa baca Al- qur’an.”ujar Glenn.”Apa?yang bener kamu?masa udah setua ini kamu belum bisa baca Al- qur’an?”Tanya Nadia, “Elo mau ngajarin gue gak?”ujar Glenn gusar, akhirnya Nadia mengangguk,”Ya sudah kita baca sama- sama,kamu baca Iqra’ dulu, Bismillahirrahmanirrahim…”saat Glenn sedang baca Iqra’ tiba- tiba anak- anak murid Nadia datang, “Assalmu’alaikum Bu Nadia…”ujar anak- anak itu, “Waalaikumsalam….ayo masuk anak- anak, kalian punya teman baru sekarang, namanya Kak Glenn.”ujar Nadia, semua muri- murid Nadia pun menyalami Glenn “si murid baru” .Glenn benar- benar menikmati aktivitasnya sebagai murid ngaji nya Nadia, semakin lama Glenn semakin mengenal Nadia, ternyata Nadia itu gadis yang baik, sopan, dan yang paling penting Nadia adalah gadis berkerudung, semakin lama, Glenn semakin suka dengan Nadia.”Ma,Glenn lagi jatuh cinta nich.”ujar Glenn pada Mama. “Jatuh cinta sama siapa?”Tanya Mama, “Sama Gadis berkerudung ma, namanya Nadia, dia guru untuk anak- anak yang mengaji di mesjid.”ujar Glenn. “oohh…pantas Mama sering melihat kamu pergi ke masjid, untuk ketemu dia ya?”Tanya Mama, “Iya Ma, tapi bukan itu aja Ma, Glenn juga ikut pengajian sama Nadia, “ujar Glenn.”Bagus lah… Mama senang, kalo si Nadia itu bisa memberikan kamu perubahan yang lebih baik. “ujar Mama.”Jadi Mama setuju, kalau Glenn sama Nadia?”Tanya Glenn, Mama mengangguk, “Thanks ya ma…”ujar Glenn sambil mencium pipi Mama. “Assalamu’alaikum… “Glenn datang ke masjid menemui Nadia, “Wa’alaikumsalam, masuk Glenn, masuk Glenn.”Ujar Nadia, “Kamu mau ngapain?kan pengajiannya nanti. “ujar Nadia. “Emang kalau bukan pengajian aku gak boleh datang kemari ya?”Tanya Glenn, “Aku? Tumben?biasanya “gue”?”Tanya Nadia,Glenn hanya tersenyum.”Boleh koq, aku malah senang sekarang tempat tongkrongan kamu mesjid, aku senang.”ujar Nadia.”Syukur dech kalo kamu senang, aku ngelakuin ini semua untuk kamu.”ujar Glenn. “maksud kamu?”Tanya Nadia, “Gak koq.anggap aja kamu gak dengar.”ujar Glenn.”Kamu gak boleh gitu dong Glenn, kita beribadah itu harus ikhlas karena Allah, bukan karena aku, ngerti kamu?”Tanya Nadia, “Iya.. iya… gitu aja marah, jangan marah dong..senyum aja biar ibadah terus dapat pahala dech..”ujar Glenn, Nadia pun tersenyum, “Nah.. gitu dong.”Ujar Glenn.Tiba- tiba hp Nadia bordering, “Halo, Assalamu’alaikum…”ujar Nadia, wajah Nadia langsung berubah. “Ada apa Nadia?”Tanya Glenn. “Maaf Glenn, aku harus ke rumah sakit sekarang, aku boleh minta tolong gak?”Tanya Nadia.”Kamu mau minta tolong apa? “Tanya Glenn. “Tolong selama aku pergi, kamu yang ngajarin anak- anak ya?”Ujar Nadia.”Ngajarin anak- anak?kamu kan tahu aku belom bisa baca Al- Qur’an, aku kan baru belajar Iqra’?”Tanya Glenn. “Please… kamu bisa cerita tentang perjuangan para Nabi kan?”Tanya Nadia. “Perjuangan para Nabi?aku gak tahu, jangankan perjuangan para nabi, pelajaran sejarah bangsa Indonesia aja, nilai ku pas-pasan.”Ujar Glenn. “Please… tolong bantu aku, aku harus buru- buru, nanti kalau anak- anak sudah datang kamu langsung ngajarin mereka ya, aku harus pulang dulu, Assalamualaikum..”Ujar Nadia sambil berlalu. “Nadia… Nadia…”panggil Glenn, sayang Nadia berlari meninggalkan Glenn sendirian.Sudah beberapa hari ini, Nadia gak datang ke masjid, mau- tidak mau Glenn lah yang menggantikan Nadia sebagai guru, berhubung Glenn baru belajar Iqra, jadinya Glenn gak bisa mengajarkan anak- anak baca Al-qur’an, Glenn hanya membacakan buku cerita tentang perjuangan para nabi, dan setiap anak- anak bertanya, Glenn hanya bisa bilang ke murid- murid itu, “Kalian baca saja ya, kakak juga sama belajar seperti kalian , kalo kalian masih gak ngerti, kalian bisa Tanya ke orang tua kalian masing- masing.”ujar Glenn.”Huuuuuuu….” murid- murid itu menyoraki Glenn.Hari ini Glenn jalan- jalan ke mall, disana Gleen melihat kerudung merah jambu, “Pasti bagus buat Nadia, aku beli ahh..nanti kalau Nadia sudah kembali aku berikan kerudung itu, pasti dia tambah manis dengan kerudung merah jambu ini.”batin Gleen, Glenn pun membeli kerudung itu.Glenn hanya bisa membolak- balikkan badannya, Glenn benar- benar gak bisa tidur beberapa hari ini, “Cowok yang selalu ngantar Nadia itu siapa ya?apa pacar nya?ahhh.. gak mungkin. Terus kenapa Nadia gak masuk- masuk untuk ngajar anak- anak ya?”batin Glenn, Glenn pun mencoba menelepon ke HP Nadia, tapi gak ada jawaban, “Aaargh…kamu dimana sich Nad?”Tanya Glenn dalam hati.Hari ini, Glenn kembali ke masjid untuk mengajar anak- anak, tiba- tiba Glenn melihat gadis berkerudung merah jambu itu, “Nadia……..”panggil Glenn.”Nad, kamu kemana aja?kenapa gak ada kabar?anak- anak pada nyariin tau?”Tanya Glenn, Nadia hanya tersenyum simpul. “Koq kamu seyum sich bukannya jawab pertanyaan aku.”ujar Glenn.”Makasih ya Glenn, kamu udah bantuin aku untuk ngajarin anak- anak ini, kata mereka kamu sering cerita tentang perjuangan Nabi ya?”Tanya Nadia, Glenn hanya mengangguk, “Nad, kamu belum menjawab pertanyaan aku, kamu kemana aja?”Tanya Glenn, Tapi Nadia tidak menjawab pertanyaan Glenn, “Nad, ini untuk kamu.”Ujar Glenn sambil menyerahkan bungkusan ke Nadia, “Mudah- mudahan kamu suka. “ujar Glenn lagi. Nadia pun menerima bungkusan itu, setelah di buka ternyata sebuah kerudung warna merah jambu, “Terimakasih Glenn, kamu koq tahu warna kesukaanku?”Tanya Nadia, “Rahasia..”Ujar Glenn.”kamu koq belom jawab pertanyaan ku sich?Kamu kemana aja?” Tanya Glenn,”Maaf selama ini aku udah banyak merepotkan kamu, Glenn,”Ujar Nadia, “Gak koq, aku gak merasa di repotkan, tolong Nad kamu jawab pertanyaan aku kenapa kamu gak ada kabar kemarin?”Tanya Glenn. “Aku terpaksa meriject semua panggilan karena aku sedang di rumah sakit.”Ujar Nadia. “Rumah sakit?siapa yang sakit?kamu yang sakit?kenapa gak kabarin aku?”Tanya Glenn. “Bukan aku yang sakit,”Ujar Nadia, “terus siapa?”Tanya Glenn, “Suami ku, dia kecelakaan lalu lintas,aku benar- benar kalut, makanya aku mematikan HP ku.”Ujar Nadia.”Suami?”Tanya Glenn, dia terkejut mendengar pernyataan Nadia. “Iya, aku menikah setahun yang lalu, Kamu ingat kan waktu aku menyiram kamu, waktu kamu godain aku?saat itu aku baru menikah.”Ujar Nadia, “Jadi yang membonceng mu itu suami mu?”Tanya Glenn, “Iya, kenapa?kamu melihat aku ya?kenapa gak menyapa aku?”Tanya Nadia.Glenn pun jatuh pingsan, “Glenn.. Glenn, kamu kenapa?” teriak Nadia. selengkapnya...
puisi g' jelas
"Cintailah "sesuatu dengan sederhana,gunakanlah"hatimu"....,
bukan "fikiranmu"......;
"ketulusan"diri"hati" itulah"cinta",bukan ucapan dari "bubir setia",
"cintailah" orang yang "kamu sukai" tapi jangan pernah kamu " menyakitinya" karena......,
"kasih sayang"yang dia "butuhkan" bukan ....,"sakit hati" yang dia "inginkan"......
selengkapnya...
Blog Archive
-
▼
2010
(13)
-
►
November
(12)
- "SUNAN DRAJAT" Diantara para wali, mungkin Sunan...
- Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan Pemana...
- KOMPOS
- PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK UNTUK PAKAN TERNAK
- SAMPAH ORGANIK KOTORAN KERBAU SUMBER ENERGI ...
- PENGERTIAN SAMPAH ORGANIK
- CINTA TAK HARUS MEMILIKI
- AMAZING CAT
- PERTEMUAN DI UJUNG JALAN
- LOE KAGET GUE JUGA
- GADIS BERKERUDUNG MERAH JAMBU
- puisi g' jelas
-
►
November
(12)